Tuesday, March 20, 2007

K a n d a s


Pada sinar kucoba mengerti
Pada belaian angin kucermati
Pada warna pelangi kunikmati
Pada Embun yang tinggalkan pagi kunanti
Pada Sang Maha Penyayang kubersujud mengeluh dan mencurahkan gejolak hati
Akankah semua hilang dan pergi?

Pada jiwa kumerindu
Hasrat cintaku terbelenggu
Tertunduk dan lesu
Pikiran berbaur tak menentu
Wajah kusut dn lusuh

Pada erat pelukan tangantangan yang kian rapuh
Akankah berakhir kaku, lumpuh
Kemudian hancur lebur jadi debu
Atau ia kan kuat
Tegar berdiri bersama nuansa kalbu

Pada perasaan dirundung rindu
Detak jantung bak debur ombak yang menderu
Memburu, mengarungi sisasisa cerita dulu
Disaat hati terukir namamu
Kau berlari dari kehidupanku
Lenyap tanpa dapat kuhalau

Pada hari kuras sepi
Aku berada diatas puing puing duka
Tak pernah terlukis dalam benakku sebelumnya
Semua telah berubah
Sirna
Hati tergores luka

Pada waktu kucoba merenung
Tahukah kau betapa pengharapan makin menjulang?
Tidakkah kau sadar
Akankah istana indah selama ini kubangun
Roboh porak poranda?
Adakah kau mengerti akibatnya?
Sungguh semua berlalu cepat.

Pada sisisisi hasrat kutersepak
Dalam tulisan kata bersajak
Kau tahu Sang peminum arak?
Ia tak pernah tahu harus kemana berpijak
Saat kesadaran hilang bersama mabuk
Nah, begitulah aku kehilanganmu

Pada dinding kamar kugores kata
Haruskah ikatan itu putus dan lepas
Yang menoreh luka pada bait bait kandas
Tanpa kutahu hakekat jiwa sang pencinta

Pada takdir tak mungkin kuberlari
Secepat inikah perpisahan datang?
Dikala keindahan kian terbentang
Saat itu pula ia hilang!

Kasih!
Ketika pengembaraanmu yang panjang usai sudah
Kau ingin meniti harihari terakhirmu bersamaku
Ketahuilah! Aku tak pernah menutup pintu untuk orang sepertimu
Bahkan kuberharap kau kembali
Dan melupakan kesilapan lalu

Pada tanah kuberpijak
Cukupkah tangisan Sang kekasih pada puncak yang kau puja
Menjadi aksara bermakna diantara sayang dan cinta
Yang tergores alur sukma dalam hidup sendirian

Pagi hari, 27 maret 2007

1 comments:

Anonymous said...

Akhii....
Sungguh sangat terasa sekali orang yang mengalami kehidupan yang dalam tulisan ini, duka, lara bahkan sengsara. Saya merasakan ketika membaca sajak ini, apalagi pada baitbait yang berbunyi ;

Pada hari kuras sepi
Aku berada diatas puing puing duka
Tak pernah terlukis dalam benakku sebelumnya
Semua telah berubah
Hati tergores luka

kenangan yang telah terukir
kini telah hilang, mungkin inilah yang namanya takdir. Sungguh sangatlah berat hati ini melepasnya. Ketika janji2, cinta dan kasih sayang itu sudah mengakar kedalam hati sanubariku, kini semua telah berubah, kuingin melupakan segalanya, mengahapus kenangan yang lalu, bersamanya.
Tapi tidak secepat itu aku mampu melupakannya memang. Pikiranku melayang layang ketika sajak ini semakin aku cermati dan hayati.
bagaimana hal ini terjadi kepada hidupku?
Saya yakin ini adalah cobaan yang harus dihadapi dan dijalani.doakan wahai penulis semoga keKANDASan hati ini dapat terobati sehingga saya bisa memulai lembaran lebaran hidup baru.
Amien.

Terima kasih kepada Penulis sajak ini.
Moga Allah Swt mengampuni dosa2nya.
Menjadikan hidupnya selalu bahagia didunia dan akherat
Amien.

Ruhendi