Tuesday, May 31, 2005

Gulana III

Kau permata
Diantara gemerlap bintang
Dikelam malam nan syahdu
Diam dan bisu

Kau ungkap bahasa kalbu
Dengan sentuhan perasaan
Yang mendayu

Tersentak naluriku memujimu
Kau bunga
Anggun wajahmu saat kupandang
Hasrat bersatu dengan tarian jiwa
Menyentuh lembut emosiku

Kujaga dan kusiram selalu
Agar tetap tumbuh dan subur
Memekarkan kuncup kerinduan
Semerbak wangi memenuhi ruang kerinduan

Bungaku
Andai kau hilang
Berguguran kelopak cinta yang selama ini mekar

Datanglah padaku
Akan kunanti kau penuh pasti
Karena kerinduan itu hanya kau yang tahu
Ia takkan pernah hilang
Hanya untukmu.

Cairo, 31 mei 2005

Monday, May 30, 2005

Tentangmu I



Dimatamu ada bintang
Gemerlap bila kupandang
Dimatamu ada cinta
Yang tak pernah pudar oleh masa
Dimatamu ada cinta
Bersinar terang alam jiwa
Aku dapat merasakannya
Selalu indah

Segala tentangmu adalah cinta
Walau hanya tutur kata

Rabea Adawea 28 mei 05



Saturday, May 28, 2005

Getar Hati II


Datanglah saat ini
Kunanti dalam taman hati
Akan kupeluk erat dirimu
Dalam ruang jiwa yang mendung

Ucapkan kepadaku
Kalimat terakhir yang pernah kau tulis
Sehingga ada yang dapat
memberi dan menerima
Dan dapat meluahkan kepenatan hari

Kadang pahit dan kelu dirasa
Membumbung tinggi keawan
Lambat laun ia akan menemanimu
Tanpa kutahu
Itu adalah emosiku yang berlalu
Tapi itu kemarin
Dengan hadirnya dirimu saat ini
Dosaku bagai debu padamu
Tapi bila kau maafkan
Akan hilang diterpa angin lalu

Pulanglah kekasih
Dengan rayuan rindu
Jangan enggan untuk kau muntahkan
Apa yang ada dalam lubuk hatimu
Hati selalu bertutur jujur
Walau bergelombang
Kemudian tenang kembali

Ukiran alam sebuah karunia
Agar senantiasa setia menemani
Jiwa, apakah tetap bermakna?
Hati, apakah kau selalu sepi?

Lembut embun biasa menyapaku
Dan Kemaapan adalah sahabat karibku
Ruang itu hanya dan selalu ada
Terbenak dalam hati
Dimalam syahdu
Kurasa sengsara setelah kau berlalu
Apakah ini yang namanya rindu

Kadang terluka oleh hasrat ingin berdua
Apakah ini disebut cinta?
Walau membakar jiwa, mengusik suasana
Membuat ku tak pernah tentram dalam malam

Kupendam selalu erat janjiku
Dalam genggaman kepastian
sematkan didasar kesetiaan
Bila rindu dapat kau rasa
Apakah kau tahu apa yang terbesit
dalam hati sang Kekasih?

Kan kunanti disinar rembulan
Tanpamu Aku sedih

Rabea Adawea 28 mei 05

Wednesday, May 18, 2005

Kidung


Kadang hilang keluh dihati
mengusung jiwa mendendam kata
mencoba mengisi kekosongan yang hampa
terpasung keadaan janji
mengungkap kenyataan semu

setelah malam kelam datang
hening tanpa berisik binatang malam
namun terdengar halus degup jantung kegundahan
keresahan

setelah lama hilang dari pandangan
semu tanpa arti
kosong kedepan
sungguh menyiksa perasaan itu
gairah makan tak pernah datang
kantukpun hilang
jangan pernah berkata bahwa
Setiap desiran angin dan hembusan nafas
hilang tanpa bekas
pastikan ia terasa
meninggalkan perasaan legah

dengan berjalan waktu
terkirim selalu kalimat indah
Walau tak sepaham dengan aluran waktu
menemanimu dihening malam
dan menjadi teman saat keperaduan
disampingmu pelibur lara

Rabea Adawea, 07 mei 05

Sunday, May 8, 2005

Gulana II


Kadang hilang rasa dihati
Mencoba mengisi jiwa
Terpasung keadaan janji
Mengungkap kenyataan semu

Setelah malam kelam
Hening tanpa berisik binatang malam
Terdengar halus detak jantung kegundahan
Keresahan setelah lama hilang

Pandangan semu tanpa arti kosong kedepan
Sungguh menyiksa perasaan itu
Gairah makan tak pernah datang
Kantukpun hilang
Jangan pernah berucap bahwa setiap desiran angin dan hembusan nafas
Sirna tanpa bekas
Pastikan ia akan terasa Meninggalkan perasaan lega

Dengan berjalan waktu tetap kukirim kalimat indah
Hanya untukmu
Agar dapat menemanimu dihening malam
Menjadi teman saat hendak terbuai mimpi
Pastikan ia selalu ada Disampingmu dengan kerinduan

Cairo, 07 mei 05