Sunday, December 6, 2009

R i n d u



Ada kata tertumpah pada jiwa
terukir cantik memendam asa
bunga berseri lantunan cita
burung bernyayi tersenyum ria
menyambut pagi penuh cinta

Udara dingin menggigit tulang
angin sejuk menyapa bukan penghalang
niat hati tinggi menjulang
raih harapan jauhi usang
sirami pekerti hilangkan gersang
walau rindu bukan kepalang
pupuk subur jangan hilang

kulihat dedaunan gugur meninggalkan ranting
tertumpuk kering dan terbang tertiup angin
mereka pergi menyiapkan tunas baru dimusim semi

langit mulai cerah mentari bersinar
cahaya menembus jendela kamar
Kau tahu ungkapan hati selalu benar
takkan pernah ia tersasar

sinar matamu
jangan pernah terpadam waktu
raut wajahmu
ingatkan episode dulu
senyum manismu
takkan pernah berlalu
bola matamu
cerminan kalbu

Wahai engkau nun jauh disana
adakah rindu yang kau rasa kuncup cinta?
Bila kau rasa getar rasa, jangan pernah kau menepisnya


Distrik 7, 6 Desember 2009

Saturday, October 31, 2009

Curahan hati


Kepercayaan diri selaraskan tekad hati
Mengadah dan mengharap pada manusia, hilang sebuah harap.
Terjebak Ilusi membumbung, lengah dan menunggu hal tak pasti kunjung.
Kerap berdendang jauh tertuang dari kepatutan
Bak nilai dipandang cerminkan diri hilang kebenaran

Mengandai tinggi dilangit biru, air mata tertumpah basah bercucur resah
Banyak dianggap baik, berbeda corak memandang
Banyak kesempatan, pupus dan hilang
Banyak anugerah , jauh kesyukuran
Banyak jalan, hilang tujuan

Simpati wajah banyak terjadi.
Simpati diri adalah mesti
Simpati budi pekerti buah abadi

Tumpahkan asa dan harap pada Kanvas Sang Pencipta
Satukan pada cita cita, dalam semangat dan ukiran cinta
Bila kau datang, berjuta anugrah tiba

Selangkah kedepan, tandang kegelanggang genggam hakekat
Jangan pernah menanti hal tak pasti, menunggu lama semada membiarkan hari sia sia!
Jauh berniang termenung dalam hayal
Ikhtiar dan tawakkal. Bismillah

Hay sabe, 31 Oktober 2009

Tuesday, October 13, 2009

Melodi Asa



Ingatan itu selalu ada
Kadang hadir hilangkan gundah
Bukan hanya terukir pada nada
tapi melodi cintanya berbaur sudah

Perasaan datang membawa warna
Kaupun rasa getarnya
Satu yang kupinta
Iringi ia dengan bait bait doa dan setia

Distrik 7, 14 Oktober 2009

Monday, August 17, 2009

Berkibarlah


Berkibarlah Bendera negriku

Berkibarlah merah putihku
Berkibarlah dinuansa hatiku
Berkibarlah. Maju jangan ragu

Berkibarlah Sangsakaku
Berkibarlah lambang Indonesiaku
Berkibarlah Pusaka Bangsaku
Berkibarlah dilangit biru

Tunjukkan pada dunia, Engkau tegap membahana

Distrik 7, 17 Agustus 2009

Friday, August 7, 2009

Anggun Wajahmu


Wahai Engkau yang wajahmu selalu ceria!
Adakah masih menyukai warna pink jilbab sutra?
Izinkan kulukis anggun seraut wajah
Bolamata bagai bidadari ditaman surga
Hidung mancung, kulit bersih, sinar mata
dan dagu yang sempurna

Halus alis yang sama dan lentik bulumata

Pipi saat tersenyum ria
bak redup Purnama menambah jelita
Auramu tersemai mesra penuh ceria

Sungguh Engkau diciptakan begitu indah
Baik pekertimu terpancar pada jiwa
Pada lembut hati tempatnya bertahta
Hadirlah dalam nyata

Aku rindu sejuk embun pagi dan mendendangkan pada Sang mentari
!

Tafahna, 08 Agustus 09

Syukurku


Ada syukur bersandar rasa

Ada rasa bergelora cinta
Ada rindu diungkap kata
Ada kata terpatri pada cita
Walau kadang dapat diluahkan, tidak hanya disimpan.
Cukuplah terasa getarnya.
Terima kasih, Tuhanku!

Tafahna, 7 Agustus 09

Sunday, August 2, 2009

Dilemamu


Cinta berbagi bukan plak noda yang menutupi
Buah hati, pendamping dan keluarga adalah sebuah karunia yang patut disyukuri
Saat bersua dengannya beribu kepenatan sirna
Bukankah kesyukuran datang? berjuta resah akan musnah!

Hilangkan resah, tanggalkan gelisah
Sekali melangkah menuju-Nya, berlari Dia datang.
Berlari menghampiri, percayalah Dia lebih dekat dari urat nadi

Cukuplah tangisan sang kekasih dari getar rasa dan rindu bergelora
Hilangkan dilema
Ukirlah pada kanvas rindu berbalut kasih Ilahi
Lidah boleh kelu dan kaku
Namun hati tetap akan memiliki

Distrik 7, 02 Agustus 09

Tuesday, May 12, 2009

Sendiri


Cinta dalam kesendirian
Bagai fajar datang bertamu
dan embun tak dapat menuturkan pada dedaunan
Wahai Engkau yang selalu dipuja
Lama sudah perasaan ini terbawa angin prahara kesetiaan
bermain dialam pikiran dan bertahta pada jiwa
Walau berat, masih sanggup kupikul jua

Cinta dalam penantian
Bak malam kelam tanpa cahaya bulan
dan sang purnama tak dapat membisikkan pada bintang bintang

Wahai Engkau yang mencuri hati ini
Adakah perasaan yang lebih hebat dari gejolak rasa menyatu pada dasar hati
kemudian mengalir deras pada mimpi malam nan kelam?

Cinta dalam keterpaksaan
umpama ulam, rasa asing dilidah kemudian memuntahkan benci berbalut rasa

Bukankah semua pilu dan duka telah menjadi satu pada air mata
Tertumpah basah
Kemudian, hanya bekas usang yang tampak pilu?

Cinta dalam amarah
seperti jerami tersulut api
yang air tak dapat memadamkan kobarannya

Bila Cintamu bukan bayang tergenggam dijari kemudian hilang
Akan kugenggam erat dengan kedua tanganku
Takkan terlepas
Selalu dan selamanya

Hay Sabe`, 12 Mei 2009

Friday, March 20, 2009

S u n y i


Duduk sedih di malam hari

Menanti datangnya fajar
Untuk menyapamu Sang pagi

Mataku belum terpejam
Anganku larut dalam bayang
Aku melihat musim dingin yang kejam

Kau hanyut

keadaan yang membawamu pergi jauh
dimana kau kini?

Aku berdoa untukmu
Sampai kita bersua nanti
Entah di dunia ataukah diakherat kelak

Hay Sabe`, 21 Maret 2009