Tuesday, May 12, 2009

Sendiri


Cinta dalam kesendirian
Bagai fajar datang bertamu
dan embun tak dapat menuturkan pada dedaunan
Wahai Engkau yang selalu dipuja
Lama sudah perasaan ini terbawa angin prahara kesetiaan
bermain dialam pikiran dan bertahta pada jiwa
Walau berat, masih sanggup kupikul jua

Cinta dalam penantian
Bak malam kelam tanpa cahaya bulan
dan sang purnama tak dapat membisikkan pada bintang bintang

Wahai Engkau yang mencuri hati ini
Adakah perasaan yang lebih hebat dari gejolak rasa menyatu pada dasar hati
kemudian mengalir deras pada mimpi malam nan kelam?

Cinta dalam keterpaksaan
umpama ulam, rasa asing dilidah kemudian memuntahkan benci berbalut rasa

Bukankah semua pilu dan duka telah menjadi satu pada air mata
Tertumpah basah
Kemudian, hanya bekas usang yang tampak pilu?

Cinta dalam amarah
seperti jerami tersulut api
yang air tak dapat memadamkan kobarannya

Bila Cintamu bukan bayang tergenggam dijari kemudian hilang
Akan kugenggam erat dengan kedua tanganku
Takkan terlepas
Selalu dan selamanya

Hay Sabe`, 12 Mei 2009