Monday, April 10, 2006

Mentari III



Jernih air sungai
Berkelok diantara bebatuan
Gemercik menghiasi suasana hari
Berkilap bak bintang tersapa mentari
Rasakan kesejukan dalam diri
Menumbuhkan asa yang layu

Senyum alam selalu akrab menyapa
Sentuhannya penuh makna
Ungkapkan arti rasa

Bersama terpaan lembut angin pagi

Diantara pepohonan dan kicau burung menari
Penuhi cerah hari

Syubra, 10 april 2006

Mentari II



Pagi datang tinggalkan cerita malam
Cerah langit tampak menawan
Menggugah lembab tanah yang tertidur lama
Mentari ini tersenyum manis menyapa

Percayalah ia datang bukan mengusir malam
Ia berganti tak pernah alfa bergandeng manjadi kawan

Karena sinarnya sebuah anugrah dari cinta
Menumbuhkan keindahan
Penyempurna keadaan
Sebagai pendamping jiwa

Lembah Nil, 03 april 2006

Wednesday, April 5, 2006

Air mata



Terlintas pada waktu
Rintangan dan selisih menjadi teman
Jatuh bangun
Kuanggap kesyukuran yang patut kuperbuat
Agar menjadi cahaya hati dan jiwa
Menemani, menghitung walau siksa terasa

Sikap itu bak pohon melambai
Diantara bulan dan jutaan bintang
Angin menerpa
Kesejukan menyapa
Bermain dan menari hiangkan pikiran resah
Salahkah bila kasih berbagi?

Keterusterangan adalah pilihan memutuskan kalung hidup
Pikiran sedalam biru samudra
Jujur perbuatan dan ungkapan
Air mata berderai
Kadang jatuh hati dalam penuturan ikhlas
Kau mau bersama walau dalam luka

Bibir mengukir senyum hati menangis
Mungkinkah hujan akan menemani malam?
Suatu hari akankah kembali cerah?
Menghias lebih tampak keindahannya

Kemana beribu bintang yang selalu berkelip?
Tak satupun yang kutemui
Kemana malam pergi tanpa sang bintang?
Terasa waktu berlalu hanya menghitung hari berlalu
Menjelma sebuah janji

Bila sudah takdir
Haruskah kita berlari dan menghindar?
Sia sia aku membujukmu
Dimalam ini tak satupun ketemui
Kecuali kelam
Benarkah akan begini?

Syubra, 4 april 06