http://www.eramuslim.com/atk/oim/8401024332-mengenangmu-ayah.htm?other
1 Apr 08 14:12 WIB
Ayah, bagaimana keadaanmu sekarang?
Adakah kau berada ditaman wardah yang indah dishias gemercik air mengalir dibawahnya?
Dan bila malam menjelang, semua bintang jadi lentera
Pada sebuah kehidupan yang kau jalani kekal dan menyenangkan?
Dulu, kau selalu tersenyum memandangku
Kuharap sekarang kau masih tersenyum seperti dulu
Saat ku kecil, kau selalu memanjakanku
Kuharap kau senang dengan keadaan barumu
Tak pernah bosan aku datang dengan doadoa
Ayah, kau begitu bijaksana
Jerih payah dan cucur keringatmu sangat berharga
Redup tatap matamu pancarkan wibawa
Senyum kasihmu hilangkan gundah
Engkau adalah semangatku menjelma dalam jiwa
Tak pernah terputus kurasa
Waktu begitu cepat berlari meninggalkan sederetan cerita
Ketika sakit yang kau derita sangat menyiksa
Tak pernah sedikit kau merintih dengan takdir
Kau berusaha menahan rasa perih bagai berjuang
Kurasakan dari kuat erat jemari penuh sayang yang selalu membelaiku saat kecil
Tiba kau pergi karena Sang Khaliq lebih menyayangmu
Kau tak pernah bosan mengajarkan tentang kehidupan, kesabaran juga ketulusan
Kau panutan dari anakanakmu
Diakhir sebelum kau pergi
Kau tanya pada bungsu kecil cantik kesayanganmu
Kutahu ia tak pernah dapat berpisah denganmu
Jangankan untuk selamanya!
Beberapa hari saja kau pergi, sikecil tak mendengar suaramu
Pastikan ia demam dan panas
Begitu pula ketika ia hendak tidur, pastikan kau ada disampingnya
Engkau sangat sayang sekali padanya
Selain bungsu, ia terlihat manja dan penurut
Ikatan batin denganmu begitu erat
Dengan penuh sayang kau ucap padanya, sebentar lagi akan pergi!
Sikecilpun belum mengerti makna tersirat yang kau ucapkan
Hanya jawaban dengan tatapan mata mendalam terhadapmu!
Tak pernah terbayang dibenaknya arti akan perpisahan
Walau nafas terakhir kau bembuskan dengan senyuman
Betapa banyak handak taulan menjenguk saat sakitmu
Lebih banyak lagi datang ketika Allah memanggilmu
Kutahu engkau begitu berharga dimata mereka
Kutahu kau sangat dermawan terhadap orang lain
Sumbangsih dan nasehat yang kau berikan dengan prilaku indah itu
Sekarang engkau telah pergi
Namun, nama dan amal baikmu tetap hidup
Ayah, kau yang paling kuhormati
Sosok berwibawa dan sabar menghadapi semua cobaan
Gigih berjuang untuk kejayaan anakanakmu
Tekun mengajar akan arti kejujuran
Engkau begitu teguh dan tegar menjalani hidup
Tak pernah menyerah dalam berusaha
Selalu berbaik sangka pada semua
Kupohon, maafkan aku Ayah
Maafkan semua dosa dan kesalahanku selama ini
Pengabdianku belumlah cukup membuatmu bahagia
Terlebih tak berada disisimu saat itu
Engkau amanahkan harus kembali menuntut ilmu
Saat kau tegaskan harus pulang membawa cahaya, menerangi sanak saudara
Terpatri dalam benak sanubari dan jiwaku ‘Anakmu harus berhasil dan kembali menjadi pelita’
Ayah, kalimat itu masih hangat dalam ingatanku
Maafkan semua salah yang pernah ada
Maafkan bila belum dapat mewujudkan harapanmu
Percayalah!
Anakmu selalu datang dengan doa pengharapan
Aku berjanji menjadi yang terbaik untuk keluarga dan semua
Didikanmu adalah awal dari keberhasilan yang kuraih
Selamat jalan Ayah, semoga kau disana lebih baik dan digolongkan orang orang yang beriman
Dekapku dalam doa tulus untukmu disisi-Nya
Dar pagi hari, 25 Agustus 07
(Untukmu disana, semoga Allah menyayangmu seperti kau menyayangiku saat kecil dulu)