Wednesday, April 5, 2006
Air mata
Terlintas pada waktu
Rintangan dan selisih menjadi teman
Jatuh bangun
Kuanggap kesyukuran yang patut kuperbuat
Agar menjadi cahaya hati dan jiwa
Menemani, menghitung walau siksa terasa
Sikap itu bak pohon melambai
Diantara bulan dan jutaan bintang
Angin menerpa
Kesejukan menyapa
Bermain dan menari hiangkan pikiran resah
Salahkah bila kasih berbagi?
Keterusterangan adalah pilihan memutuskan kalung hidup
Pikiran sedalam biru samudra
Jujur perbuatan dan ungkapan
Air mata berderai
Kadang jatuh hati dalam penuturan ikhlas
Kau mau bersama walau dalam luka
Bibir mengukir senyum hati menangis
Mungkinkah hujan akan menemani malam?
Suatu hari akankah kembali cerah?
Menghias lebih tampak keindahannya
Kemana beribu bintang yang selalu berkelip?
Tak satupun yang kutemui
Kemana malam pergi tanpa sang bintang?
Terasa waktu berlalu hanya menghitung hari berlalu
Menjelma sebuah janji
Bila sudah takdir
Haruskah kita berlari dan menghindar?
Sia sia aku membujukmu
Dimalam ini tak satupun ketemui
Kecuali kelam
Benarkah akan begini?
Syubra, 4 april 06
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment