Thursday, August 25, 2005
Cinta II
Walau tak pernah kau tanya, karena ia tak memerlukan pertanyaan
Ungkapan untuk kali kesekian
Aku punya cinta
Saat inipun aku merasakan indahnya
Kadang kuterbang tinggi diangkasa luas
Tenggelam dalam hangat perasaan
Sejauh ini masih terkendali
Alasan apa yang menyebabkan kita tidak mengukirkannya diruang hati yang bersih?
Kau tahu jawaban
Kucoba bertanya pada hati
Apakah cinta selalu menyediakan airmata?
Tak salah untuk bertanya!
Aku sering datang mengunjungimu dengan tinta, doa, bahkan mimpi mimpi indah
Bercerita tentang cinta
Akan selalu ku kirim makanan yang lezat, minuman yang menyegarkan untuk mu
Akankah cinta itu datang dengan semua alasan?
Karena dengan cinta pada Sang pencipta
Ketulusan itu menyakinkan perasaan tentang harapan yang sesungguhnya!
Cairo, 15 April 05
Monday, July 25, 2005
W a k t u IV
Tebarkan sinar terang
Meninggalkan lukisan malam
Dalam melodi mimpimimpi
Hari kian berlalu
Mengukir cerita
Tak luput dari masa
Berjalan dan bertambah
Beriringan pada rotasi alam
Akrab dan bersahabat dengan waktu
Tenaga, pikiran kian lekat
Kau rasakan itu bukan?
Semoga dihari ceria ini tetap indah
Bijak dalam hal apapun
Menjadi yang terbaik
Makin menyenangkan
Untukmu yang melewati masa lahirmu
Semoga umur panjang
Kau makin dewasa dan disayang
Ceria dipagi ini
Kutitip ia dalam ruang
Agar tetep terawat indah dan subur
Dari kuncupkuncup bunga
Tebarkan harum
Temanimu dalam aroma cinta
Kupersembahkan dihari jadimu
Kuntum bunga indah itu
Buuts, 30 juni 05
Sunday, July 24, 2005
W a k t u III
Ada kata saat datang
Ukir pesona
Bila kelam tiba
Kusapa
Hening dan senyap
Terasa
Terlewati mimpimipmi indah
Banyak cerita terukir
Pernakah kau tahu episode itu?
Cinta, benci dan rindu
Namun semua berarkhir dalam nyata
Hayyu Asyir, 30 juni 05
W a k t u II
Kutatap jauh kedepan terasa sepi
Dipinggiran malam
Lurus menerawang
Diantara desiran angin dan kelakson kendaraan
Kuterus langkahkan kaki
Berteman terpaan debu musim panas
Tertiup angin malam yang masih kencang
Mataku perih
Dari kejauhan
Suara bising mobil terdengar
Tapi kulihat hanya kelam
Diantara lampu lampu jalan
Langkahku berat
Kucoba terus berjalan
Kaki terasa enggan melangkah
Kadang kubergumam
Kemudian berteriak dan diam
Suasana terasa pekat dan hitam
Kau lihat dari sana
Bulan memancar terang
Penuh ungkapan bukan?
Sayangnya
Aku tak dapat merasakan sinarnya
Gelap tertutup dinding ketenangan
Namun kulihat
redup lampu jalan berbaris rapi
Mengisi kesendirian
Siapapun akan tahu bila ada denganku
Menikmatilah susana itu
Disini, sana atau dimana saja
Pasti mudah menemukan dan rasakan
Aku yakin
Ia tetap bersinar, sabar dan tersenyum
Pun ia tak pernah mengenal kata terpaksa
Menanti sang awan berlalu
Rembulanku
Terangilah malam malam itu
Karena kau tahu
Waktu tak pernah salah menapak hari
Pasti akan menjelang jua
Bila besok sang surya datang
Mengitip dengan sinarnya
Mungkin dapat kunikmati mawar dicakrawala
Agar terobati rasa kesendirian
Rabea Adawea, 25 mei 05
Wednesday, June 29, 2005
Gulana IV
Wahai puji raihan
Mengapa kita berjumpa
Setelah hati ini terluka
Mengapa kita bersapa
Setelah kian larut dalam diam
Lelahkah hatimu
Untuk menerima cinta
Meniti kerinduan dalam bara api asmara
Bernaung dimahligai rindu
Tak kubiarkan musim berlalu
Tanpa tahu penghujung musimnya
Ikatan janji yang menghias hidup
Jatuh tertiup prahara
Bukankah hatimu
Telah kau berikan pada seseorang
Dalam pengembaraan yang telah lama kau ciptakan?
Tertulis kita bertemu
Sebuah lembah sunyi
Yang kusiapkan untukmu
Dapat kau penuhi dengan kasih sayang
Untuk mu
Sebelum itu apa yang tidak!
Walau penuh ronak rintang dan arang
Tak semudah yang kita harapkan
Masihkah kau ingat?
Betapa aku tersiksa dengan keadaan seperti ini?
Cairo, 27 juni 2005
Wednesday, June 22, 2005
Wahai Kekasih
Mari berhenti sejenak, wahai kekasih
sebentar saja
lepaskan resah dan gundah
Mari kemari wahai kekasih
sebentar saja
hilangkan kepenatan yang ada
Hidup bukan berjalan waktu senja
namun ia melaju menuju pagi
indah bila dapat kau rasa
Cobalah untuk memulai
pasti kau tahu arti dari sebuah perjalanan
Mari berhenti sejenak, wahai kekasih
Sebentar saja
Cairo, 21 Juni 05
Saturday, June 18, 2005
Tentangmu II
Katamu kau menemaniku dihari ini
Katamu kau takkan pergi
Katamu kau ingin selalu bersama
Katamu kau tetap tersenyum
Semoga katamu jujur menilaiku
Jadilah dirimu dari ungkapan katakata itu
Setia menemani
Senyum tetap terukir
Bersamamu dalam doa
Dokki, 17 juni 05
Sunday, June 5, 2005
Sesaat II
Tidurlah dan rebahkan tubuhmu.
Hempaskan lelah dan letih
Akan kutemani dalam buai mimpimu
Menyusuri lorong mimpi sebelum terjaga
Gemercik air dipancuran
Nikmatilah!
Jangan pernah bosan
Hilangkan semua kepenatan
Untukmu yang selalu hadir dalam mimpi
Temani aku dimalam ini.
Rabea Adawea, 05 Juni 05
Wednesday, June 1, 2005
S e s a a t I
Mari berhenti sejenak Wahai kekasih
Sebentar saja!
Tenangkan gejolak rindu yang kian lama menyiksa
Agar teratur gelombang hati yang tak bertepi
Mari berhenti sejenak Wahai kekasih
Sebentar saja!
Ukirlah perasaan cinta
Dalam kanvas persahabatan
Ikatkan pelana erat dalam asa
Agar terlintas pikiran rindu
Bertepi dipantai ketenangan
Mari berhenti sejenak wahai kekasih
Sebentar saja!
Hidup tanpa tujuan kurang
Berlayar tanpa tujuan sumbang
Bercinta tanpa kasih sayang usang
Mari berhenti sejenak Wahai kekasih
Sebentar saja!
Rabea Adawea, 01 juni 05
Tuesday, May 31, 2005
Gulana III
Diantara gemerlap bintang
Dikelam malam nan syahdu
Diam dan bisu
Kau ungkap bahasa kalbu
Dengan sentuhan perasaan
Yang mendayu
Tersentak naluriku memujimu
Kau bunga
Anggun wajahmu saat kupandang
Hasrat bersatu dengan tarian jiwa
Menyentuh lembut emosiku
Kujaga dan kusiram selalu
Agar tetap tumbuh dan subur
Memekarkan kuncup kerinduan
Semerbak wangi memenuhi ruang kerinduan
Bungaku
Andai kau hilang
Berguguran kelopak cinta yang selama ini mekar
Datanglah padaku
Akan kunanti kau penuh pasti
Karena kerinduan itu hanya kau yang tahu
Ia takkan pernah hilang
Hanya untukmu.
Cairo, 31 mei 2005
Monday, May 30, 2005
Tentangmu I
Dimatamu ada bintang
Gemerlap bila kupandang
Dimatamu ada cinta
Yang tak pernah pudar oleh masa
Dimatamu ada cinta
Bersinar terang alam jiwa
Aku dapat merasakannya
Selalu indah
Segala tentangmu adalah cinta
Walau hanya tutur kata
Rabea Adawea 28 mei 05
Saturday, May 28, 2005
Getar Hati II
Datanglah saat ini
Kunanti dalam taman hati
Akan kupeluk erat dirimu
Dalam ruang jiwa yang mendung
Ucapkan kepadaku
Kalimat terakhir yang pernah kau tulis
Sehingga ada yang dapat
memberi dan menerima
Dan dapat meluahkan kepenatan hari
Kadang pahit dan kelu dirasa
Membumbung tinggi keawan
Lambat laun ia akan menemanimu
Tanpa kutahu
Itu adalah emosiku yang berlalu
Tapi itu kemarin
Dengan hadirnya dirimu saat ini
Dosaku bagai debu padamu
Tapi bila kau maafkan
Akan hilang diterpa angin lalu
Pulanglah kekasih
Dengan rayuan rindu
Jangan enggan untuk kau muntahkan
Apa yang ada dalam lubuk hatimu
Hati selalu bertutur jujur
Walau bergelombang
Kemudian tenang kembali
Ukiran alam sebuah karunia
Agar senantiasa setia menemani
Jiwa, apakah tetap bermakna?
Hati, apakah kau selalu sepi?
Lembut embun biasa menyapaku
Dan Kemaapan adalah sahabat karibku
Ruang itu hanya dan selalu ada
Terbenak dalam hati
Dimalam syahdu
Kurasa sengsara setelah kau berlalu
Apakah ini yang namanya rindu
Kadang terluka oleh hasrat ingin berdua
Apakah ini disebut cinta?
Walau membakar jiwa, mengusik suasana
Membuat ku tak pernah tentram dalam malam
Kupendam selalu erat janjiku
Dalam genggaman kepastian
sematkan didasar kesetiaan
Bila rindu dapat kau rasa
Apakah kau tahu apa yang terbesit
dalam hati sang Kekasih?
Kan kunanti disinar rembulan
Tanpamu Aku sedih
Rabea Adawea 28 mei 05
Wednesday, May 18, 2005
Kidung
Kadang hilang keluh dihati
mengusung jiwa mendendam kata
mencoba mengisi kekosongan yang hampa
terpasung keadaan janji
mengungkap kenyataan semu
setelah malam kelam datang
hening tanpa berisik binatang malam
namun terdengar halus degup jantung kegundahan
keresahan
setelah lama hilang dari pandangan
semu tanpa arti
kosong kedepan
sungguh menyiksa perasaan itu
gairah makan tak pernah datang
kantukpun hilang
jangan pernah berkata bahwa
Setiap desiran angin dan hembusan nafas
hilang tanpa bekas
pastikan ia terasa
meninggalkan perasaan legah
dengan berjalan waktu
terkirim selalu kalimat indah
Walau tak sepaham dengan aluran waktu
menemanimu dihening malam
dan menjadi teman saat keperaduan
disampingmu pelibur lara
Rabea Adawea, 07 mei 05
Sunday, May 8, 2005
Gulana II
Kadang hilang rasa dihati
Mencoba mengisi jiwa
Terpasung keadaan janji
Mengungkap kenyataan semu
Setelah malam kelam
Hening tanpa berisik binatang malam
Terdengar halus detak jantung kegundahan
Keresahan setelah lama hilang
Pandangan semu tanpa arti kosong kedepan
Sungguh menyiksa perasaan itu
Gairah makan tak pernah datang
Kantukpun hilang
Jangan pernah berucap bahwa setiap desiran angin dan hembusan nafas
Sirna tanpa bekas
Pastikan ia akan terasa Meninggalkan perasaan lega
Dengan berjalan waktu tetap kukirim kalimat indah
Hanya untukmu
Agar dapat menemanimu dihening malam
Menjadi teman saat hendak terbuai mimpi
Pastikan ia selalu ada Disampingmu dengan kerinduan
Cairo, 07 mei 05
Monday, April 25, 2005
Getar Hati I
Aku sering melukis
Tentang Air yang jernih
Padang rumput yang luas
Dan gemercik air pancuran
Dari kincir ditepian sungai
Aku pernah menggambar pegunungan
Dengan udara yang sejuk
Rindang pepohonan untuk melepas lelah
Rasa gundah dan resah
Apalagi setelah seharian menatap hari
Benar!
Pernahkah itu kau lakukan?
Benarkah hembuasan nafas menjadi pelepas dahaga seperti air jernih?
Benarkah senyummu itu indah seperti padang rumput luas?
Benarkah untaian perasaan memikat berupa kincir air?
Benarkah kerdipan mata yang bermakna, sama halnya gemercik air dipancuran?
lihatlah
Hari masih cerah!
Langit biru tanpa awan
Ia setia menemaniku dalam diam
Keterbatasan, rindu, asa dan cinta
Walau sepi selalu hadir dan tetap tersenyum
Buat harihari mu moga kau tetap indah
Cairo, 17 April 05
Saturday, April 23, 2005
W a k t u I
Katamu kau selalu setia menemaniku dihari ini
Janjimu kau ingin selalu ada dalam ruang hati
Senyummu kau menghiasi pandangan dan takkan pergi
Awan selalu memujamu
Sentuhan kasihmu terasa
Walau kau jauh entah dimana
Raut wajahmu
Betapa sangat anggun mempesona
Walau tak pernah memandangmu
Aku selalu menyentuhmu dalam doa
Kutahu kau begitu jauh
Aku ingin bersamamu dalam kata
Menyelam didalamnya karena kau selalu ada
Kau tahu rintik hujan?
Kaupun pernah melewati hari itu!
Coba kau perhatikan
Saat burung kecil riang menari
Tak terasa rintik hujan membasahinya
Ia terbang mencari tempat berteduh
Sayang, hujan membasahinya
Ia kedinginan dan menggigil
Nah, begitulah aku mengingat mu
Saat kerinduan itu datang menerpaku
Adakah kau rasakan?
Karena cinta doaku selalu hadir
Dalam mimpi indah
Karena kau adalah Permataku
Lembah Nil, 19 April 05
Wednesday, April 20, 2005
C i n t a I
Cinta katamu kau selalu setia menemaniku dihari ini
Cinta janjimu kau ingin selalu ada dalam hati
Cinta, Awanpun selalu memujamu
Sentuhanmu sungguh terasa
kadang kau jauh entah dimana
Cinta Raut wajahmu sungguh anggun mempesona
Hatiku ingin menyentuhmu walau kutahu kau begitu jauh
Kau tahu rintik hujan
kaupun pernah melewati hari itu
Coba kau perhatikan
Saat burung kecil riang
tak terasa rintik hujan membasahinya
ia terbang mencari tempat berteduh
sayang, hujan membasahinya
ia kedinginan dan menggigil
nah, begitulah aku mengingat mu
saat kerinduan itu
datang menerpaku
Adakah kau rasakan?
Cinta, doaku selalu hadir dalam mimpi indah
karena kau adalah cinta
Lembah Nil, 19 April 05
Monday, April 18, 2005
Gulana I
Aku masih sering bicara soal cinta
Walau tak pernah kau tanya
Akan perasaan yang laju
Aku selalu menjawab untuk kali kesekian
Aku punya cinta
Saat inipun aku merasakan indahnya
Kadang kuterbang tinggi diangkasa luas
Tenggelam dalam hangat perasaan
Berenang dilautan rindu
Sejauh ini masih terkendali
Alasan apa yang menyebabkan kita tidak mengukirkannya pada ruang hati yang bersih
Kau tahu jawaban
Kutanya pada hati, apakah cinta selalu menyediakan airmata?
Apa salahnya bertanya!
Aku sering datang mengunjungimu
Dengan tinta, doa, bahkan mimpimimpi indah
Bercerita tentang kita
Tentang cinta
Atau apa saja
Akan selalu kukirim makanan yang lezat
Minuman yang menyegarkan
Buah buahan yang manis
Semua dapat kau nikmati
Akankah Ia datang padamu
Dengan semua alasan?
Karena Dengan cinta pada sang pencipta ketulusan itu menyakinkan perasaan
Harapan yang sesungguhnya
Cairo, 15 April 05